IdeKu Untuk PLN
Pada
bulan Juli 2014, rumah yang kami bangun sudah selesai pengejaannya dan perlu dipasang
listrik. Saya pun browsing mengenai bagaimana cara mengajukan pasang baru
listrik di PLN, langsung kuikuti petunjuk yang ada. Tidak sulit memang
mengikuti alur pendaftaran pasang baru yang ada di PLN. Setelah mengisi
biodata dan permohonan, sampailah saya pada prosedur agar membayar ke tempat
pembayaran yang dituju pln. Banyak pilihan, tapi mengingat efektifitas dan
efisiensi jarak, maka kantor pos lah tempat yang saya pilih. Singkat kata keluarlah
id pelanggan saya. Waktu itu tanggal 3 Agustus 2014. Standar pelayanan yang
diterapkan oleh PLN untuk pasang baru adalah 5 hari kerja. Jika membutuhkan
sambungan tiang baru, maka standarnya 15 hari kerja. Itupun dengan syarat jika
kondisi ketersediaan material ada. Saya pun menunggu sesuai standar pelayanan
yang disampaikan PLN. 5 hari berlalu tidak ada kabar listrik akan disambung. 15
hari berlalu, juga begitu. Saya bertanya melalui twitter di @pln_123 melalui dan dijawab
dengan cepat. Sampai pada akhirnya tanggal 12 September 2014 ada
petugas PLN menelpon saya untuk memasang listrik.
Ketika
pasang baru dan instalasi listrik, petugas PLN terkaget kaget, pasalnya kabel
yang dibawa tidak cukup untuk sambungan dari tiang menuju rumah kami, karena
jaraknya kira kira 70 meter. Petugas tersebut hanya membawa kabel sepanjang 40
meter. Akhirnya petugas tersebut menukar kabel sepanjang 40 meter dengan 70
meter, tentu saya sebagai pelanggan dikenakan biaya tambahan atas kelebihan
kabel yang tersedia. Sekedar informasi bahwa jatah kabel untuk pasang baru
adalah maksimal 30 meter, selebihnya tanggung jawab pelanggan. Bagi saya itu
tidak masalah, karena memang prosedurnya seperti itu. Pada saat petugas itu
menyelesaikan tugasnya untuk menyambung listrik, saya teringat akan sebuah
inovasi teknologi pengiriman energi listrik wireless.[1] Alangkah
sangat efektif dan efisien apabilan teknologi tersebut bisa dikembangkan lalu
diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Terutama terkait keterbatasan sarana kabel
yang ada di depan mata saya ini.
Pengiriman
energi listrik wireless pertama kali dibuktikan oleh Nikola Tesla pada tahun
1893. Nikola Tesla melakukan penelitian transfer energi wireless dengan
membangun menara Wardenclyffe di Shoreham, Long Island yang berfungsi sebagai
sarana telekomunikasi nirkabel dan pengiriman daya listrik[2]. Nikola
Telsa mampu mengirimkan energi listrik wireless dari menara Wardenclyffe untuk
menyalakan sebuah lampu pijar. Banyak penelitian tentang pengiriman energi
listrik melalui wireless selain Nikola Tesla, pada tahun 1985, Guglielmo
Marconi mendemonstrasikan transmisi radio dengan jarak lebih dari 1.5 miles[3]. Pada
tahun 1904 di pameran St. Louis World’s sebuah kapal terbang diterbangkan
sejauh kurang lebih 30 meter menggunakan transmisi energi yang dipancarkan
melewati ruang dengan daya motor 0.1 Hp (75 watt)[4].
Penelitian terus dilakukan dalam rangka transfer energi wireless. Steven Deep,
Alfred Koelle dan Robert Freyman di Laboratorium Nasional Los Almos pada tahun
1973 melakukan sebuah demonstrasi menggunakan microwave (gelombang mikro),
yaitu sebuah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi supertinggi (SHF),
yaitu di atas 3 GHz[5]. Upaya
pengembangan transfer energi listrik wireless terus dikembangkan, sampai pada
tahun 2007 para peneliti dari MIT mendemonstrasikan pengiriman energi listrik
wireless yang diberi nama WiTricity. Pada penelitian tersebut, energi listrik
dengan daya 60 Watt dapat ditransfer secara nirkabel pada jarak sekitar 2 meter
dengan efisiensi mencapai 40%[6].
Saat
ini, termasuk saya, merasa perlu untuk mendukung dan menyempurnakan riset demi riset
yang dikembangkan oleh para peneliti, bahkan tidak mustahil, PLN selaku
perusahaan negara yang mengurusi listrik melakukan kerjasama riset dengan
beberapa pihak yang konsen terhadap transfer energi listrik wireless. Dukungan sarana
dan prasarana serta dana, mutlak diperlukan dalam rangka perbaikan arah bangsa
ini. Saya bangga, dan terharu ketika ada anak bangsa telah meneliti dan meriset
tentang listrik dan mengupload video dengan judul Solusi Energi Generator tanpa BBM 5000 Volt
buatan Putra Bangsa Indonesia yang di
ciptakan oleh Dicky Zainal Arifin.
Video
yang dipublikasikan bersama Iwan Piliang di youtube memperlihatkan seorang
peneliti yang telah mengembangkan bagaimana menghasilkan energi tanpa bahan
bakar. Cukup merubah energi gerak menjadi energi listrik. Meskipun prototype
tersebut perlu ditindaklanjuti dengan penelitian lanjutan, tetapi dengan
mempublikasikan kepada orang lain dan dunia lain, maka ada secercah harapan
akan teknologi transfer energi secara wireless bisa dikembangkan dan
diaplikasikan pada kehidupan nyata. Minimal ketika ada orang yang telah bangun
rumah dan ingin pasang baru listrik, tidak perlu bersusah payah menyediakan
kabel yang panjang, jika di tempat tersebut belum ada tiang yang cukup dekat
dengan tumah tersebut. Atau minimal ke depan sebuah desa yang dikelilingi bukit
terjal, sungai atau terpisah olah hutan , bisa teraliri listrik secara
wireless. Tentu sangat menghemat biaya, lebih efektif dan efisien. Minimal
biaya tiang, kabel dan banyaknya limbah akan diminimalisir. Setidaknya itu
mimpi saya kedepan bersama PLN. Insya allah, jika itu dikembangkan, mimpi saat
ini akan menjadi kenyataan dalam waktu yang tidak lama lagi. Sekian. Bravo PLN. Bravo nge blog.
[1]
Panggabean, M, Berri, Halomon Herman, Nining Purwasih. Perancangan Sistem
Transfer Energi Secara n Wireless Dengan Menggunakan Teknik Resonansi Induktif
Medan Elektromagnetik. Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung.
[2] Valone,
F, Thomas. 2003. Tesla’s Wireless Energy
For the 21st Centur. ExtraOrdinary Technology Volume1, Issue4.
[3] Marconi,
Guglielmo. 1943. Marconi Wireless Tel. Co. V. United States, 320 U.S. 1 patent
No. 763,77.
[4] The
Electrician London. September 1902. Pp. 814-815.
[5] Brown,
W. C. The History of Power Transmission by Radio Waves Microwave Theory and
Techniques, IEEE Transactions on 1984, Vol:32, No:9,pp:1230-1242.
[6] Soljac,
Marin, Andre, Kurs, Aristeidis, Karalis, Robert, Moffat, J, D, Joannopoulos and
Peter, Fisher. 2007. Wireless Power Transfer via Strongly Coupled Magnetic
Resonances. SCIENCE Journal, Vol 317, Cambridges, Massachusetts, United States,
pp:83-86.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar