Blog's Belajar Pengadaan
Mari kita sama sama belajar pengadaan barang/jasa pemerintah secara menyeluruh...
Kamis, 25 September 2014
Permen PU 07 2014
IdeKu untuk PLN
IdeKu Untuk PLN
Pada
bulan Juli 2014, rumah yang kami bangun sudah selesai pengejaannya dan perlu dipasang
listrik. Saya pun browsing mengenai bagaimana cara mengajukan pasang baru
listrik di PLN, langsung kuikuti petunjuk yang ada. Tidak sulit memang
mengikuti alur pendaftaran pasang baru yang ada di PLN. Setelah mengisi
biodata dan permohonan, sampailah saya pada prosedur agar membayar ke tempat
pembayaran yang dituju pln. Banyak pilihan, tapi mengingat efektifitas dan
efisiensi jarak, maka kantor pos lah tempat yang saya pilih. Singkat kata keluarlah
id pelanggan saya. Waktu itu tanggal 3 Agustus 2014. Standar pelayanan yang
diterapkan oleh PLN untuk pasang baru adalah 5 hari kerja. Jika membutuhkan
sambungan tiang baru, maka standarnya 15 hari kerja. Itupun dengan syarat jika
kondisi ketersediaan material ada. Saya pun menunggu sesuai standar pelayanan
yang disampaikan PLN. 5 hari berlalu tidak ada kabar listrik akan disambung. 15
hari berlalu, juga begitu. Saya bertanya melalui twitter di @pln_123 melalui dan dijawab
dengan cepat. Sampai pada akhirnya tanggal 12 September 2014 ada
petugas PLN menelpon saya untuk memasang listrik.
Ketika
pasang baru dan instalasi listrik, petugas PLN terkaget kaget, pasalnya kabel
yang dibawa tidak cukup untuk sambungan dari tiang menuju rumah kami, karena
jaraknya kira kira 70 meter. Petugas tersebut hanya membawa kabel sepanjang 40
meter. Akhirnya petugas tersebut menukar kabel sepanjang 40 meter dengan 70
meter, tentu saya sebagai pelanggan dikenakan biaya tambahan atas kelebihan
kabel yang tersedia. Sekedar informasi bahwa jatah kabel untuk pasang baru
adalah maksimal 30 meter, selebihnya tanggung jawab pelanggan. Bagi saya itu
tidak masalah, karena memang prosedurnya seperti itu. Pada saat petugas itu
menyelesaikan tugasnya untuk menyambung listrik, saya teringat akan sebuah
inovasi teknologi pengiriman energi listrik wireless.[1] Alangkah
sangat efektif dan efisien apabilan teknologi tersebut bisa dikembangkan lalu
diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Terutama terkait keterbatasan sarana kabel
yang ada di depan mata saya ini.
Pengiriman
energi listrik wireless pertama kali dibuktikan oleh Nikola Tesla pada tahun
1893. Nikola Tesla melakukan penelitian transfer energi wireless dengan
membangun menara Wardenclyffe di Shoreham, Long Island yang berfungsi sebagai
sarana telekomunikasi nirkabel dan pengiriman daya listrik[2]. Nikola
Telsa mampu mengirimkan energi listrik wireless dari menara Wardenclyffe untuk
menyalakan sebuah lampu pijar. Banyak penelitian tentang pengiriman energi
listrik melalui wireless selain Nikola Tesla, pada tahun 1985, Guglielmo
Marconi mendemonstrasikan transmisi radio dengan jarak lebih dari 1.5 miles[3]. Pada
tahun 1904 di pameran St. Louis World’s sebuah kapal terbang diterbangkan
sejauh kurang lebih 30 meter menggunakan transmisi energi yang dipancarkan
melewati ruang dengan daya motor 0.1 Hp (75 watt)[4].
Penelitian terus dilakukan dalam rangka transfer energi wireless. Steven Deep,
Alfred Koelle dan Robert Freyman di Laboratorium Nasional Los Almos pada tahun
1973 melakukan sebuah demonstrasi menggunakan microwave (gelombang mikro),
yaitu sebuah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi supertinggi (SHF),
yaitu di atas 3 GHz[5]. Upaya
pengembangan transfer energi listrik wireless terus dikembangkan, sampai pada
tahun 2007 para peneliti dari MIT mendemonstrasikan pengiriman energi listrik
wireless yang diberi nama WiTricity. Pada penelitian tersebut, energi listrik
dengan daya 60 Watt dapat ditransfer secara nirkabel pada jarak sekitar 2 meter
dengan efisiensi mencapai 40%[6].
Saat
ini, termasuk saya, merasa perlu untuk mendukung dan menyempurnakan riset demi riset
yang dikembangkan oleh para peneliti, bahkan tidak mustahil, PLN selaku
perusahaan negara yang mengurusi listrik melakukan kerjasama riset dengan
beberapa pihak yang konsen terhadap transfer energi listrik wireless. Dukungan sarana
dan prasarana serta dana, mutlak diperlukan dalam rangka perbaikan arah bangsa
ini. Saya bangga, dan terharu ketika ada anak bangsa telah meneliti dan meriset
tentang listrik dan mengupload video dengan judul Solusi Energi Generator tanpa BBM 5000 Volt
buatan Putra Bangsa Indonesia yang di
ciptakan oleh Dicky Zainal Arifin.
Video
yang dipublikasikan bersama Iwan Piliang di youtube memperlihatkan seorang
peneliti yang telah mengembangkan bagaimana menghasilkan energi tanpa bahan
bakar. Cukup merubah energi gerak menjadi energi listrik. Meskipun prototype
tersebut perlu ditindaklanjuti dengan penelitian lanjutan, tetapi dengan
mempublikasikan kepada orang lain dan dunia lain, maka ada secercah harapan
akan teknologi transfer energi secara wireless bisa dikembangkan dan
diaplikasikan pada kehidupan nyata. Minimal ketika ada orang yang telah bangun
rumah dan ingin pasang baru listrik, tidak perlu bersusah payah menyediakan
kabel yang panjang, jika di tempat tersebut belum ada tiang yang cukup dekat
dengan tumah tersebut. Atau minimal ke depan sebuah desa yang dikelilingi bukit
terjal, sungai atau terpisah olah hutan , bisa teraliri listrik secara
wireless. Tentu sangat menghemat biaya, lebih efektif dan efisien. Minimal
biaya tiang, kabel dan banyaknya limbah akan diminimalisir. Setidaknya itu
mimpi saya kedepan bersama PLN. Insya allah, jika itu dikembangkan, mimpi saat
ini akan menjadi kenyataan dalam waktu yang tidak lama lagi. Sekian. Bravo PLN. Bravo nge blog.
[1]
Panggabean, M, Berri, Halomon Herman, Nining Purwasih. Perancangan Sistem
Transfer Energi Secara n Wireless Dengan Menggunakan Teknik Resonansi Induktif
Medan Elektromagnetik. Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung.
[2] Valone,
F, Thomas. 2003. Tesla’s Wireless Energy
For the 21st Centur. ExtraOrdinary Technology Volume1, Issue4.
[3] Marconi,
Guglielmo. 1943. Marconi Wireless Tel. Co. V. United States, 320 U.S. 1 patent
No. 763,77.
[4] The
Electrician London. September 1902. Pp. 814-815.
[5] Brown,
W. C. The History of Power Transmission by Radio Waves Microwave Theory and
Techniques, IEEE Transactions on 1984, Vol:32, No:9,pp:1230-1242.
[6] Soljac,
Marin, Andre, Kurs, Aristeidis, Karalis, Robert, Moffat, J, D, Joannopoulos and
Peter, Fisher. 2007. Wireless Power Transfer via Strongly Coupled Magnetic
Resonances. SCIENCE Journal, Vol 317, Cambridges, Massachusetts, United States,
pp:83-86.
Rabu, 24 September 2014
Pledoi Agus Kuncoro
Sebuah Pledoi Agus Kuncoro.
Saya adalah wakil Negara dalam bidang perdata. Diberi tugas untuk “bertempur” di “lapangan perdata” menghadapi penyedia. Tugas saya menjaga hak negara berupa barang dan uang. Ketika tugas menghadapi penyedia bisa saya lakukan dengan optimal, justru Negara melalui wakilnya yang lain memenjarakan saya.
http://www.khalidmustafa.info/
pledoi selengkapnya
pledoi selengkapnya
Kamis, 30 Januari 2014
BELAJAR DARI “SLENTHENG”
Saat itu waktu menunjukkan pukul 14.00 siang, matahari mulai pongah dengan panasnya
yang menyengat. Saya yang sedari tadi mondar mandir untuk menyelesaikan
rutinitas sehari-hari, sampai memicingkan mata saat memandang ke arah luar
gedung. Saking silaunya karena sengatan matahari.
Waktu
itu hampir mendekati bulan Desember 2013. Disela-sela kepenatan melaksanakan
pekerjaan sehari hari, kucoba mencari hiburan di dunia maya. Biasanya aku dengar
music dan diputar volume agak keras untuk memberikan sedikit energy dalam
melanjutkan rutinitas sehari-hari. tapi lagu-lagu yang sudah kudengarkan sejak
pagi itu tidak membuat aku kembali berenergy lagi, justru bosan. Hingga akhirnya
aku mencari-cari alternative hiburan lain di internet. Sampailah pada pilihan
youtube sebagai alternative. Saat halaman youtube terbuka aku masih bingung,
apa yang akan kucari? Tiba-tiba terlintaslah pikiran hal-hal yang lucu dan
unik, dan ketika aku coba ketik itu di youtube, maka muncul laman wayang santri
dengan dalang Ki Enthus Susmono. Awalnya kurang tertarik, tapi karena penasaran,
terpaksa kutonton video itu. Durasinya tidak panjang hanya sekitar 7 – 8 menit.
Kulihat ada sosok kiyai, dua orang warga masyarakat biasa yang tampangnya mirip
dengan tokoh wayang cepot.
Menit
demi menit aku tonton wayang tersebut, semakin kulihat semakin aku tertawa
terbahak-bahak. Ah pas sekali rasanya karakter yang ditunjukan oleh sang
dalang. Belakangan aku tahu nama sosok itu, Slentheng dan satu lagi bernama Lupid.
Dari situ aku memburu video wayang santri yang lain di youtube sebagai koleksi
dan untuk kutonton di rumah, sebagai penyeimbang kepenatan dalam menjalankan rutinitas
sehari-hari. Saat kutonton berulang ulang, aku senang, hiburan segar dan
menyegarkan. Hingga akupun ngefans dengan sosok si Slentheng. Mungkin ada
baiknya kepada teman-teman didaerah Serang Banten, untuk menikmati wayang
santri Ki Enthus Susmono di youtube, barangkali tertarik sampai tertawa
terbahak-bahak. Dari segi bahasa yang digunakan tidak jauh berbeda dengan
bahasa daerah sehari-hari yang digunakan di daerah Serang.
Pada
awal Januari 2014, ku baca situs berita online mengabarkan Ganjar Pranowo
sebagai Gubernur Jawa Tengah, melantik seorang dalang. Aku terkejut, siapa
dalang yang dimaksud? Ku baca berita tersebut baris demi baris. sampai pada
akhirnya tersebutlah nama Ki Enthus Susmono. Ahhh betapa terkejutnya aku, belum
berapa lama aku mengagumi beliau, kini sudah beralih profesi sebagi Bupati
Tegal. Aku bingung, antara bangga dan mencibir. Koq bisa? Tapi sudahlah, rasa
nyiyir itu hilang saat ku simak dialog antara Ki Enthus Susmono dan Najwa
Sihab.
Emak
Bapakku orang Tegal, begitupun Mbah, saat ini masih tinggal di Tegal. Aku, tidak
lahir di Tegal, tetapi tetap ada kebanggaan melihat kenyataan ini. Bagaimanapun
aku masih mengalir darah Tegal dan tentu saja karakter orang Tegal pada
umumnya, jika coba kusamakan karakter yang dimainkan Ki Enthus, sama dengan si
Slentheng. Tipe orang yang kadang sok tau, ngotak dan ahh pokoknya begitu lah. Tapi
kalo urusan agama, tetap taat dan patuh.
Belum
habis rasa terkejutan itu, kini tanggal 29 Januari 2014 Ki Enthus Suswono hadir
di acara Mata Najwa episode Hati Hati Bupati. Sebenarnya bukan hanya Ki Enthus
yang diundang, ada beberapa Bupati, hanya entah kenapa perhatianku tertuju
hanya kepada Ki Enthus, Bupati Tegal yang baru sebulan di lantik. Ku perhatikan
dengan seksama detik demi detik, menit demi menit dialog antara Najwa Shihab dan
Ki Enthus Susmono. Awalnya aku menduga Ki Enthus tidak paham tentang
pemerintahan, tetapi dugaanku meleset jauh, ada perasaan kagum, takjub serta
bangga melihat Bupati yang baru saja kukagumi sebagai dalang hadir di acara Mata
Najwa dan menajwab beberapa pertanyaan dengan elegan dan kukatakan cerdas untuk
orang yang baru pertama memerintah sebagai Bupati. Apalagi baru sebulan di
lantik.
Ada beberapa pernyataan, terkait program yang dilaksanakan Pak Bupati, yang membuatku bangga sebagai PNS, juga sebagai pegawai yang melaksanakan tugas pengadaan barang/jasa. Semua bisa di lihat di video ini:
Di
antara pernyataan tersebut adalah:
“Lelang
nanti dalam Proyek saya mengadakan pokja pokja itu, pokja pokja itu gajinya miskin,
gajinya sedikit, tapi sering diberi titipan oleh Sekda, Bupati, Wakil Bupati. Saya
kemaren tegas kalau ada CV, kontraktor yang berusaha untuk mempengaruhi Pokja
(Kelompok Kerja yang fungsinya melakukan lelang), diskualifikasi. Coret untuk
tidak boleh ikut lelang, dan kemudian kalo ada SKPD yang intervensi terhadap
Pokja untuk menggolkan projek ini saja ini saja, maaf akan saya jatuhi talak
tiga, langsung pecat.”
“Kalo
ada yang berani berikan fee kepada Bupati, laporkan kepada KPK”
“Mba, saya itu baru dua minggu masya
Allah, sudah hampir 1 Milyar uang yang seliweran kepada saya, ijin perizinan”
“Kejari, KPK, BPK, PPATK, saya ucapkan
terima kasih untuk datang ke Kabupaten Tegal dan untuk mengawasi Saya, itu
Jibrilnya yang mengawasi dan Rokib Atidnya.”
Serangkaian
pernyataan itu yang membuat saya bangga, pemimpin yang mengajarkan untuk benar,
dengan contoh, bukan dengan omongan. Berani bekerja sama dengan aparat terkait
untuk mengawasi, bukan memusuhi apalagi menjauhi. Sama-sama saling mengawasi,
karena manusia itu tempatnya salah, tempatnya dosa, maka harus saling
mengingatkan. Bukan nya menutup mata terhadap kesalahan.
Terhadap
para pelaku pengadaan barang/jasa, model pemimpin seperti inilah yang akan
memberikan ketenangan dalam bekerja, tidak mentolerir pelanggaran. Siapapun itu.
Langsung sikat. Talak tiga. Begitupun di Pokja, jika ada yang nyeleweng dan
coba main-main, langsung talak tiga.
Bagaimanapun,
mencegah terjadinya kesalahan lebih baik dari pada memperbaiki kesalahan. Dari seorang
Bupati yang baru dilantik mari kita belajar tentang kepemimpinan. Mari belajar
tentang semangat perubahan, belajar tentang tanggung jawab dan kejujuran. Salam
belajar Pengadaan…
Selasa, 10 Desember 2013
Akhir Tahun
AKHIR TAHUN (2013)
Sangat menarik
apa yang dituliskan oleh Bapak Khalid Mustafa pada blognya di www.khalidmustafa.info pada tanggal 2
Desember 2013. Sangat gamblang penjelasan mengenai permasalahan akhir tahun, terutama
yang dialami oleh PPK. Begitu juga dalam tulisan samsul ramli dalam blognya
“ternyata solusi akhir tahun putus kontrak” yang ditulis pada tanggal 2
Desember 2013. Entah mengapa sepertinya mereka berdua ini kompak dalam berbagi
ilmu. Atau mereka berdua yang sangat aktif menulis di dunia maya mengenai
pengadaan barang/jasa sudah berdiskusi cukup lama untuk ide yang sama “akhir
tahun”. Yang pasti saya sebagai seorang awam yang insya Allah selalu belajar
pengadaan barang/jasa sangat berterima kasih atas ilmu yang disampaikan. Sangat
bermanfaat.
Baiklah untuk mengawali izinkan
saya bercerita bahwa pada tanggal 4 – 6 Desember 2013 diutus untuk mengikuti
pelatihan barang/jasa di Bandung. Awalnya saya mengira ini adalah kegiatan
tahunan yang dilaksanakan semata-mata untuk penyerapan anggaran. Maklum,
dipenghujung tahun biasanya anggaran yang sebelumnya tidak terserap karena satu
atau lain kondisi di lapangan, direvisi dan direncanakan kembali dalam RKA-KL.
Ternyata pandangan saya keliru, banyak ilmu yang bermanfaat saya dapatkan.
Terutama permasalahan real di
lapangan terkait pengadaan barang/jasa pemerintah. Satu hal yang membuat saya
mengenyeritkan dahi adalah adanya permasalahan batas akhir tahun anggaran. Kita
tentu mahfum bahwa berdasarkan UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara bahwa tahun anggaran adalah tahun berkenaan, adapun dalam pasal 93
Perpres 70/2012 “berdasarkan
penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan
pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan”.
Satu hal yang ingin disampaikan
adalah bahwa pelaksanaan pekerjaan sebaiknya tidak melewati tahun anggaran. Meskipun
dalam P70/2012 diperbolehkan menambah waktu pelaksanaan selama 50 hari kalender
hingga melewati tahun anggaran. Tetapi hal tersebut akan bertentangan dengan UU
No. 17 Tahun 2013 tentang keuangan Negara, sebagaimana dalam teknis pelaksanaan
pengadaan serta pertanggungjawaban keuangan Negara, maka aturan yang di atas
tidak bisa bertentangan dengan aturan dibawah. Dalam asas Hukum Administrasi Negara “Lex superior generalis derogat legi inferiori” norma umum yang superior menghapus norma khusus
Kamis, 05 September 2013
Kenangan waktu jadi mahasiswa baru
OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik) tahun
2013
Tanggal 2 september 2013, waktu dimulainya
pelaksanaan OPAK. Seketika aku terbayang pengalaman pada tahun 2012. Tepatnya bulan
september tahun 2012, tapi aku lupa tanggalnya. Pada tahun itu aku masuk Unila,
universitas negeri di provinsi lampung. Satu-satunya universitas negeri
diprovinsi tersebut. Pada waktu itu aku diantar Bapa untuk daftar ulang dan
mencari kos. Entah kebetulan atau bagaimana, aku bertemu dengan teman satu
sekolah, dan satu kelas pula, dialah dede hendri. Seorang teman yang
sepengetahuan ku ketika SMU, tidak pernah marah dengan siapapun. Seorang yang pendiam.
Setelah daftar ulang aku bersama Bapa dan
dede hendri mencari kos-kosan, hingga waktu Duhur. Aku tak menemukan tempat
yang kucari. Bapa pun memutuskan untuk pulang ke Cilegon sehabis Duhur karena
mengejar waktu untuk bekerja. Bapa pamit dan aku bersama Dede mencari kos-kosan
di sekitar kampus Unila. Kami memutuskan menempati sebuah kos-kosan di belakang
Unila. Tepatnya dikampung baru.
Orientasi
Pengenalan Kampus (OSPEK)
Setelah daftar ulang dan diberi
perlengkapan perkuliahan (almamater, panduan menulis dsb) aku mulai
mempersiapkan diri mengikuti OSPEK. Saat ini tanggal 4 September 2013 aku
tertegun melihat ribuan mahasiswa baru di IAIN Banten. Aku ingat pengalaman
ketika OSPEK, banyak kenangan yang sampai saat ini masih melekat. Mungkin sama
dengan para mahasiswa baru yang saat ini masih mengikuti kegiatan OPAK. Dengan kaos
putih dan celana hitam serta kaos kaki panjang khas pemain bola mereka dengan
antusias mengikuti materi demi materi yang diberikan panitia. Aku masih ingat
ketika kami dikumpulkan di GSG Unila untuk perkenalan OSPEK. Didepanku duduk
seorang perempuan yang menurutku saat itu cantik. Perawakan khas perempuan
lampung, wajah putih mata sipit. Dan masih banyak lagi mahasiswa satu angkatan
baik satu program studi atau lain program studi yang cantik-cantik. Aku senang
ketika itu. Apalagi setelah aku berkenalan dengan perempuan di depanku. Namanya
trisia, nisa dan icha. Ah senang sekali mendapat teman baru. Cantik pula.
Okeh untuk para mahasiswa baru dimanapun
berada, apapun niat kalian untuk kuliah, sadarilah bahwa kita setidaknya harus
memiliki integritas. Itulah modal kalian untuk bisa bertahan dalam dunia
kemahasiswaan atau ketika lulus kelak. TABIK!!! Hidup mahasiswa!!!
Langganan:
Postingan (Atom)